Rasanya hari ini saya benar-benar prihatin dengan bahan atau ramuan untuk masak asam pedas. Asam Pedas Melaka... bunyinya bukan main-main tau...ni masakan negeri orang, bukan negeri sendiri (asal main bantai saja..) Ada asam pedas pekat, ada yang cair, ada yang terasa sangat masamnya dan macam-macam lagi rasa. Musim hujan begini, teringat saya kejadian banjir di rumah sewa kami di Pantai Dalam - belakang Angkasapuri (RTM), di situlah kami menyewa (rumah setinggan - RM300 sebulan), naik bas 35 sen tambang ke luar dekat Jalan Bangsar (kalau tak silap), lepas tu kena tunggu bas Sri Jaya nak masuk UM, tak ingat berapa sen kena bayar, tapi bas selalu senget sebelah sebab ramai sangat student bergayut berhimpit-himpit macam ikan sardin dalam tin. Cerita pasal asam pedas ni...alkisahnya, suatu hari kawan serumah sewa - Hasni, orang Melaka, teringin nak makan asam pedas. Saya tak ingatlah ikan apa yang dimasaknya tapi saya tak boleh lupa, sambil sediakan bahan, sambil dia menelefon ibunya di Melaka (ibunya tukang masak dan ada restoran di bandar Melaka- Restoran Seri Percik namanya. Tak tahulah ada lagikah tidak restoran tu...maklumlah saya ke restorannya pun pada tahun 1992 ...pekerjanya lebih 30 orang, masakan yang disediakan waktu itu 60 jenis..) Berbalik cerita pasal Hasni tadi, memang menjadi asam pedasnya, bak kata baba Hasni...asam pedas Melaka berlinang-linang. Apa yang berlinang ya... tapi memang Hasni ikut betul-betul resepi ibunya...mesti guna belacan bulat (kalau tak silap), cili kering berapa biji...dan akhirnya saya pun tumpanglah semulut... terbayang rupa asam pedasnya, pekat, merah gelap..... leleh liur dibuatnya kalau teringat. Saya tak berapa ingat apa bahan sebenar yang Hasni gunakan, tapi saya masak asam pedas hari ini ikut resepi seorang kawan... bukan orang Melaka tapi suaminya orang Melaka dan kawan saya ni pun tuan punya kedai makan di Pelabuhan Kelang... Raja Halizah.